Sabtu, 09 Februari 2013

aku lahir :*


hihi~


silvia murni asih


wlk


SILVIA


keep calm :p


Jathilan ♥

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzAvePBlC1FSsb_W-C2p2QVj5EcH23UqDNEAgHUge0advwhLRs0_9A24HYOjVJhyphenhyphen4T2DNpHAH3qi27JqBLuEpdv8x46zHC2zyoZTx5w0mR5oycooksMGeLrfwhyXf5hfhFn5JDMEWwZGuO/s1600/jathilan.ragilmardiko.deviantart.png






http://khabarjoss.files.wordpress.com/2011/08/atraksi-penari-jathilan-seni-reog-ponorogo1.jpg
http://imaaprilia.files.wordpress.com/2012/02/jathilan.jpg







http://sdnronowijayan.sekolahjuara.com/wp-content/blogs.dir/60/files/jathilan.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqAghzkEztwsLYwHU-96VYQe0hm5xAI2uDPzrbVpm8eA7pZL6ATOHyGCNjufe8qYGSgJOzEO6Efw2hArdm6Mp3aBVIloE8N1Whv8gcem2skImElsPX0VXsX-bIeOTN4rHehy1XeRBQtOg/s1600/6.jpg

Bujang Ganong ♥

http://citizenimages.kompas.com/image/preview/ZmlsZXMvOF8xLmpwZw%3D%3D.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqAG5bNZUDrUoBc3abEdyd_mDTXEE0b7Xnay15_L2eUfHuXvkhFP3LsjIgcdMfW74UKU1EZh9KFhvK57QY6X3G5RB80GQRCtB52L4ym5uzQBmRBWZs_BMWPPSTC6YHaESUOLn7IwTNlng/s1600/STA.Ganong1.jpg

http://parogocilegon.files.wordpress.com/2007/07/bujang-ganong2.jpg
http://v-images2.antarafoto.com/gpr/1208667676/etalase-seni-76.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6VfHJbtIVLsinauzssJfcfG_3AbddXsOAYlNtLfpurfT3b_5Ont2ZUKqw1VnGC7r-v-ifa2yLErn7G86GFiOgS7soEEfiabzjBFyZ1UfyLMG1MN_kXHqG6CPFF5bxeI7v6gZC4WFPsAVu/s400/PICT0318+-+Copy.JPG
http://static4.demotix.com/sites/default/files/imagecache/a_scale_large/1600-2/photos/1354569900-keep-that-tradition-is-not-lost-local-arts_1653682.jpg

http://farm2.static.flickr.com/1153/4725512663_76a4b493d2.jpg

Prabu Kelono Sewandono ♥


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv0ghzhG6LRbnV4jgKSOgvGg6x65c5Cun_spokHiK02Ssd3s2dvcxfW-Oankn6IBY2SHQgsq-09H-4yNK6erov4ojsFTXCpGvw126-vVLq1so0Ro1FAKuM8hstAd270fq0BfkCqhNt_R8/s1600/STA.Klono2.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZJEXJLPTPvvDPVXk8XO2YpaPbzu569IkTq6-1PsU-1y7ETYsfGMj2O08t8W-BNwYY9KkGw93SE0lWW4iULCZudMVZbwH-iL_cF7ui29nVjZr3D1YZWwozDt3EPIqXjiw9XFhCH24VbLc/s1600/STA.Aksi+4.jpg

http://endahpuspitosari.files.wordpress.com/2010/03/15.jpg  








https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuJTPlsTshrVRuFRHCI2YRm4r8t_dtV1b4GZGHGyGR7px_n1ulPp-OChMt-Ht6e7PgWl9IUF64r_MBlhisgaAt-elZAaX89f2y30lQT525nsuhhm2o9kErN4ZpUUrwTmSVizhPim8Qye8/s1600/156322_113206665416175_100001805254973_81753_3346022_n.jpg

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/1/10/Prabu_Klono_Sewandono.jpg

Warok Suromenggolo ♥



http://herenda.wapsite.me/images/WarokSuromenggolo.jpg






http://igb.blog.ugm.ac.id/files/2010/10/reog-full-moon-ponorogo-19271.jpg


http://intananidia.files.wordpress.com/2012/02/warok.jpg
















https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgytIVN2-T4kUHNEvZVplqPD_QSWVHpJDRRIVz0O6KIIRX0OJ-pI1TBe0-vSKcnDjRbnKa2vx6a6v_jQxSOktLEHkqUdPoBjR8xdHTwUtdCFAVPpZgMYZoQcqWPFQrcvNu3T0sY9r2yM-kQ/s320/reod&warok.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0qqkia7F4mPG2UYSZhkS6xk7leuOu3Y1p5d6pVGQVerVwL2QB7WSmvNUC9W-uU8F8Psbv_Jh7OemUjxj4Tx98LFAHpaATtkP6RqvMHahfaVP35xs5B2aTCQCEMfSbYtQxJ-NLRgFBqYkc/s1600/warok.jpg

Reog (ɔ ˘⌣˘)~♡

Reog (Ponorogo)

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Sejarah

Pertunjukan reog di Ponorogo tahun 1920. Selain reog, terdapat pula penari kuda kepang dan bujangganong.
Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal-usul Reog dan Warok , namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Cina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "Singa barong", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan diatasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Cinanya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jatilan, yang diperankan oleh kelompok penari gemblak yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng singabarong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya. Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan Bhre Kertabhumi mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh warok dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan warok. Namun murid-murid Ki Ageng kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu Kelono Sewandono, Dewi Songgolangit, dan Sri Genthayu.
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri Kediri, Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singabarong dari Kediri. Pasukan Raja Singabarong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan Ponorogo Raja Kelono dan Wakilnya Bujang Anom, dikawal oleh warok (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Ponorogo, dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya.
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai warisan budaya yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. mereka menganut garis keturunan Parental dan hukum adat yang masih berlaku.

Pementasan Seni Reog

Reog Ponorogo
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut Bujang Ganong atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,
Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

Tokoh-tokoh dalam seni Reog

Jathil

Jathilan (depan)
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau greget sang penari.
Jathilan ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas ganteng atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, genit. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama mlaku (lugu) dan irama ngracik

Warok

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsxU9AoFIopziD-aVofQQq8HMteOBeBvx-zwDacug78TH-wYEaAnla0RjDLUPfw0uFM7qQcxl027h8bF6wfZ0Xs0mKjVB38-hQvBmQTPAVUf1SbjdCCMyQ8DKuE7yewwW8Sy9mXko5W3c/s320/gggg.jpg
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah wong kang sugih wewarah (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik.Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.

Barongan (Dadak merak)

Barongan (Dadak merak)
Barongan (Dadak merak) merupakan peralatan tari yang paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagiannya antara lain; Kepala Harimau (caplokan), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit Harimau Gembong. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik - manik (tasbih). Krakap terbuat dari kain beludru warna hitam disulam dengan monte, merupakan aksesoris dan tempat menuliskan identitas group reog.  Dadak merak ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya hampir 50 kilogram.

Klono Sewandono

Prabu Klono Sewandono
Klono Sewandono atau Raja Kelono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa Cemeti yang sangat ampuh dengan sebutan Kyai Pecut Samandiman kemana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut. Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja di gambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tarinyapun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.

Bujang Ganong (Ganongan)

Bujang Ganong (Ganongan)
Bujang Ganong (Ganongan) atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang enerjik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga disetiap penampilannya senantiasa di tunggu - tunggu oleh penonton khususnya anak - anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang Patih Muda yang cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka dan sakti.

Kontroversi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK5ulsxAyFnEl-Vs9LAQOBbw2N5DGvkpFUyafcKXV1rCGpnGqDWEZlaCJuYa6G0DKVTw0IQYwsECynYFzzb19nLHwFY2xhdbdoGhw0T0bfdxpj892zJiaRho-AQSknrFRddbmnU90PUhNd/s1600/warok.jpg
Foto tari Barongan di situs resmi Malaysia, yang memicu kontroversi.
Tarian sejenis Reog Ponorogo yang ditarikan di Malaysia dinamakan Tari Barongan tetapi memiliki unsur Islam. Tarian ini juga menggunakan topeng dadak merak, yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak. Deskripsi dan foto tarian ini ditampilkan dalam situs resmi Kementrian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia.
Kontroversi timbul karena pada topeng dadak merak di situs resmi tersebut terdapat tulisan "Malaysia"dan diakui sebagai warisan masyarakat keturunan Jawa yang banyak terdapat di Batu Pahat, Johor dan Selangor, Malaysia. Hal ini memicu protes berbagai pihak di Indonesia, termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang menyatakan bahwa hak cipta kesenian Reog telah dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004, dan dengan demikian diketahui oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia. Ditemukan pula informasi bahwa dadak merak yang terlihat di situs resmi tersebut adalah buatan pengrajin Ponorogo.Ribuan seniman Reog sempat berdemonstrasi di depan Kedutaan Malaysia di Jakarta.Pemerintah Indonesia menyatakan akan meneliti lebih lanjut hal tersebut.
Pada akhir November 2007, Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Zainal Abidin Muhammad Zain menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut “Barongan” di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor, karena dibawa oleh rakyat Jawa yang merantau ke negeri tersebut sebelum penubuhan Indonesia, menjadikan migran itu tidak pernah menjadi rakyat Indonesia.

empat :D


dongeng bhs sunda

Dongeng Bahasa Sunda - Sangkuriang

Dongeng Bahasa Sunda - Sangkuringan



Dongeng Bahasa Sunda
Dongeng Bahasa Sunda - Sangkuriang

Aya hiji putri raja di tatar Sunda nu geulis kawanti-wanti endah kabina-bina nu ngaranna Dayang Sumbi, tapi hanjakal manehna diasingkeun ka leuweung alatan nandang panyakit nu teu cageur-cageur, nu dianggap bisa ngabalukarkeun boborna wibawa jeung komara sang Raja.


Dina sajeroning pangasingan, pikeun ngaleungitkeun kakesel, nya sapopoena sok ngadon ninun di saung ranggonna Hiji mangsa keur anteng ninun, taropong paragi ngasupkeun benang kana rentangan anyaman benang murag ka handapeun saung. Kulantaran keur kagok digawe tambah hoream turun ti saung, Dayang Sumbi ngucap ka sing saha bae nu daek mangnyokotkeun jeung nganteurkeun eta alat ka manehna, lamun awewe rek dijadikeun dulur, mun lalaki rek dijadikeun salaki.. Nya harita aya anjing jalu nu ngaran si Tumang nyokot eta alat jeung nganteurkeun ka Dayang Sumbi. Barang mireungeuh yen nu nganteurkeun taropong teh mangrupa anjing jalu atuh kacida ngagebegna ku alatan geus ragrag ucap nu keur elmu sunda mah ucap teh sarua jeung sumpah nu teu meunang dibolaykeun.


Bari ngaheruk ku lantaran geus sumpah tea, nya kapaksa Dayang Sumbi kudu ngalakonan kawin jeung anjing nu ngaran si Tumang, nepi ka boga budak lalaki nu kacida kasepna nu dingaranan Sangkuriang. Sangkuriang ti orok nepi ka mangkat baleg, salawasna diasuh jeung diaping ku Si Tumang, kamana Sangkuriang lumampah didinya si Tumang ngintil marengan. Hiji mangsa Dayang Sumbi hayangeun pisan jantung mencek, mani asa geus aya dina lentah, nya gancang nitah Sangkuriang sangkan moro mencek jeung kudu kabawa jantungna. Tapi dadak dumadakan harita nepi ka sapoe jeput teu panggih jeung sato naon-naon, sedeng waktu geus nyerelek maju ka burit. Sangkuriang bingung ku lantaran can hasil nedunan kahayang nu jadi indung, Sangkuriang sieun nu jadi indungna bendu mun mulang teu mawa hasil. Barang ret ka si Tumang nya timbul akalna, terus si Tumang dipanah jeung dicokot jantungna, terus dibawa jeung dipasrahkeun ka indungna. Ku Dayang Sumbi ditarima terus diasakan.


Dina sajeroning masak Dayang Sumbi ras inget ka si Tumang, anu saterusna ditanyakeun ka Sangkuriang kamana si Tumang. Barang ditanya kitu Sangkuriang ngabetem teu ngajawab, tapi sanggeus disedek, ahirna Sangkuriang wakca balaka, yen anu eukeur dipasak ku Dayang Sumbi teh eta jajantungna si Tumang. Atuh dadak sakala Dayang Sumbi ambek kacida sabab si Tumang the bapana Sangkuriang, bakat ku ambek sinduk batok nu keur dipake masak harita ditakolkeun kana sirah Sangkuriang nepi ka baloboran getih nu ngabalukarkeun sirahna pitak jeung terus diusir. Sangkuriang minggat teu puguh arah tujuan kalunta - lunta asup leuweung kaluar leuweung naek gunung-turun gunung, asup guha kaluar guha, nya bari ngelmu sakapan-paran.


Gancangna carita liwat welasan taun Sangkuriang tumuwuh jadi jajaka nu gagah kasep tur luhung ku elmu, jembar ku pangabisa. Kersaning nu Maha Kawasa, hiji

mangsa panggih jeung Dayang Sumbi nu sacara lahir wujudna teu robah lir parawan welasan taun geulis kabina-bina lir widadari ti kahiyangan, lantaran ngagem elmu awet jaya. Duanana pada-pada teu wawuh pangrasana karek tepung munggaran harita. Barang paamprok timbul tatali asih, pada-pada mentangkeun jamparing asih geugeut layeut lir gula jeung peueut teu bisa dipisahkeun, nya terus patali jangji rek hirup babarengan ngawangun rumahtangga ka cai jadi saleuwi ka darat jadi salogak Hiji mangsa Dayang Sumbi keur anteng nyiaran buuk Sangkuriang, katenjo aya pitak dina sirah Sangkuriang, harita Dayang Sumbi ngagebeg sabab ras inget ka nu jadi anakna waktu keur leutik ditakol ku sinduk persis palebah eta pitak. Nya gancang tatalepa tumanya ka Sangkuriang nalungtik sajarahna eta pitak. Sanggeus dicaritakeun nu sabenerna atuh kacida reuwasna horeng eta Sangkuriang teh anakna nu geus heubeul diteangan dianti-anti hayang kapanggih deui, atuh gancang ku Dayang Sumbi dibejer-beaskeun yen sabenerna manehna teh indungna kalayan menta ka Sangkuriang sangkan pamaksudan hayang hirup laki-rabi jeung manehna dibolaykeun, sabab teu mungkin anak kawin ka indung.

Ngadenge caritaan Dayang Sumbi kitu Sangkuriang teu percaya, alesanana teu mungkin wujud nu jadi indung bisa leuwih ngora tibatan dirina, Sangkuriang boga anggapan yen caritaan kitu teh, sakadar alesan pikeun ngabolaykeun jangji pasini. Dayang Sumbi terus ngajebejerbeaskeun ceuk paribasa nepi ka beak dengkak ngajelaskeun sangkan nu jadi anak sadar jeung narima kana kanyataan nu tumiba, tapi Sangkuriang tetep teu percaya jeung keukeuh maksa pikeun ngawujudkeun tali rarabi rumahtangga, malahan jadi ngabuburu sagala hayang harita keneh dilaksanakeun. Mireungeuh kahayang Sangkuriang kitu, Dayang Sumbi ngaheruk buntu laku beakeun jalan pikeun nyingkahan, harita timbul akal

sangkan tali rarabi bisa dibatalkeun ku jalan nyanggupan pikeun kawin tapi aya sarat, nyaeta Sangkuriang dina jero sapeuting kudu bisa ngabendung nyieun talaga gede jeung parahu pikeun lalayaran madukeun kaasih, nu ceuk pikirna pamohalan eta sarat bisa katedunan ku Sangkuriang.

Sangkuriang nyanggupan, kalayan gancang guragiru ngumpulkeun madia baladna bangsa lelembut nu katelah Guriang Tujuh, nya prak migawe naon nu dipikahayang Dayang Sumbi. Teu kungsi sapeuting eta pagaweaan ampir anggeus, atuh nempo kaayaan kitu Dayang Sumbi kacida reuwasna, sabab sieun ku dosa. Dayang Sumbi terus sidakep situhu tunggal mujasmedi, jumerit menta pituduh Nu Kawasa sangkan Sangkuriang teu bias nganggeuskeun pagaweanana. Sangeus nampa pituduh, gura-giru Dayang Sumbi ngerahkeun masyarakat di wewengkon eta sangkan ngebeberkeun jeung ngelebetkeun boeh rarang nu didamaran ku obor nu nimbulkeun pantulan cahaya katingalina mangrupa balebat tanda peuting rek ganti beurang, kitu oge ibu-ibu jeung para wanoja dikeprik dimana-mana sangkan gancang babarengan narutu lisung tutunggulan.


Ku ayana cahaya jeung lisung tutunggulan, hayam jago jadi reang pating kongkorongok. Mireungeuh kajadian kitu, Guriang Tujuh nu keur ngangsitkeun pagawean kacida reuwaseun, atuh gancang kalabur ngalaleungit deui teu sanggup neruskeun sabab sieun kabeurangan, nu balukarna naon nu jadi sarat ti Dayang Sumbi teu bias direngsekeun ku Sangkuriang.

Ngarasa ditipu Sangkuriang kacida ambekna, parahu nu can rengse terus ditalapung nya ragrag jadi Gunung Tangkuban parahu, tunggul - tunggul sesa nuar kai pikeun nyieun parahu robah ngajadi Gunung Bukittunggul, sedengkeun tumpukan dahan, pangpang, rerenteng jeung daun kai ngajadi Gunung Burangrang. Sangkuriang teu puas, anu saterusna ngudag-ngudag Dayang Sumbi, ceuk sakaol sapanjang jaman tepi ka wanci ayeuna Sangkuriang masih terus ngudag-ngudak Dayang Sumbi.

@Sarangan